Rabu, 28 Agustus 2013

Mencari Ujung Kanal - Jiwan

Bagi warga Madiun, Ngawi, Mbarat dan sekitarnya barangkali sudah tidak asing dengan kawasan yang disebut Kanal Jiwan. Suasananya cukup khas: ada sungai besar dengan air nya berwarna kuning susu dan mengalir pelan dari selatan ke utara, banyak warung penjual nasi pecel, bakso, mie ayam, ayam panggang, wedang kopi, es dawet yang manis, buah-buahan dan semua jajanan itu selain cukup terkenal kelezatanya juga relatif murah meriah (bagi yang relatif tidak sayang uang untuk jajan hehehehehe). Kanal Jiwan sebetulnya adalah sebutan untuk sungai besar nan panjang yang membelah kecamatan Jiwan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur. Namun, bagi para supir bus Yogya - Surabaya (Mira, Sumber Kencono, Sumber Selamet), Kanal Jiwan disederhanakan menjadi sebuah "drop zone", yakni titik pemberhentian penumpang di sebuah perempatan dan jembatan di atas sungai tadi. Barangkali demikian asal-muasalnya mengapa Kanal Jiwan kini lebih dikenal sebagai sebuah titik potong antara aliran sungai dengan Jalan raya Solo-Madiun ketimbang Daerah Aliran Sungai (DAS) yang panjang nya se-kecamatan. 





Gambar 1. Salah satu gubug alakadarnya untuk berjualan di sebuah ruas Kanal Jiwan.


Hasil perpotongan antara aliran sungai dengan Jalan raya Solo-Madiun menghasilkan perempatan. Bila titik ini dijadikan pusat koordinat maka jalan ke arah timur akan menuju ke Alun-Alun Kota Madiun, Ringroad, Terminal Purbaya. Jalan ke arah barat akan menuju Maospati Ngawi, Magetan, Sragen, Solo dan seterusnya. Jalan ke arah utara menuju pedesaan antara lain Desa Gedangan, Desa Teguhan, Kecamatan Mbarat dan seterusnya. Kemudian jalan ke arah selatan akan menuju kawasan misterius yang belum begitu penulis kenali. Namun seperinya menuju kecamatan Takeran, kecamatan Kebonsari dan seterusnya. 



Gambar 2. Tampilan google maps kawasan Kanal-Jiwan, Madiun, Jawa Timur


Jika dibandingkan, ruas-ruas perempatan jalan itu sudah diaspal mulus kecuali jalan ke arah selatan, berbatu tajam-tajam dan kadang tanahnya bergunduk-gunduk akibat dilalui kendaraan berat. Juga, jika diperhatikan sekilas saja dapat diketahui bahwa aliran sungai ini berawal dari selatan. Menatap ruas jalan ke selatan dapat menerbitkan imajinasi akan kawasan yag sangat tak tersentuh peradaban, misterius, dihuni monster-monster penguasa mata air, tidak ada orang yang berani ke sana. Itulah kenapa jalan ke selatan dibirkan begitu saja, tidak tersentuh pembangunan sejak era Presiden Soekarno. Memang siapa yang berani mempertaruhkan diri bertemu ketidak pastian -- ular raksasa berkepala banteng penghuni sungai purba ? Kecuali, tentu saja adalah saya hehehehehe. Berkat google maps maka kawasan yang belum pernah kita rambah bisa dipelajari terlebih dahulu. 


Akhirnya, pagi hari ini sekitar pukul 08.20 WIB dengan persiapan dua botol air mineral, sarung, jaket air breaker dan beberapa lembar patimura di dalam dompet untuk isi ulang minum dan makanan ringan, saya melakukan perjalanan ke selatan mencari ujung kanal Jiwan.



 Gambar 3.a Setelah beberapa ratus meter meng-gowes, dijumpai bendungan mini pertama. 


Gambar 3.b Dari bendungan mini pertama ini jalanan tampak menjanjikan: datar dan mulus. Tapi ...



Gambar 4.a Tapi beberapa ratus meter berikutnya jalanan kasar, rimbun oleh semak-semak dan sepi sekali. Seandainya ini malam pasti saya sudah malas melanjutkan perjalanan.


Gambar 4.b. Untuk medan kasar namun datar seperti ini saya menggunakan gir depan 3 (paling besar 3 paling kecil 1), dan gir belakang sekitar 5 atau 6 (paling kecil 9, paling besar 1) sehingga tidak terlalu berat di kayuh dan juga tidak terlalu ringan.




Gambar 5.a Keluar dari semak-semak



Gambar 5.b Lurus saja menuju jalan berbatu lagi


Gambar 6.a Ketemu bendungan mini lagi



Gambar 6.b Bendungan mini ditengah hutan ini siapa yang mengoperasikan ya ? 



Gambar 7. Mungkin ini dulunya kantor administrasi/musyawarah pengurusan air sungai ?



Gambar 8.a Waduk ini berada di Desa Waduk, Kecamatan Takeran.


Gambar 8.a Sisi waduk yang satunya 


Gambar 8.c Narsis buncis :)


Gambar 9. Perjalanan kita masih sangat jauh kawan ... Hufff


Gambar 10. Truk ini ga mau kalah, ikut-ikutan turing mencari ujung Kanal Jiwan



Gambar 11.a Sekali lagi ... Perjalanan kita masih cukup jauh kawan ... sayang kau tak disamping ku kawan. Go go go ale ale ale ...



Gambar 11.b Rehat dulu sambil foto-foto :)



Gambar 12.a Botol minum sudah hampir kosong dua-dua nya dan sepertinya tidak mungkin semua air yang diminum menjadi keringat 100 %. maka aku pun pipis di pinggir kali hehhe ...



Gambar 12.b. Sekali lagi ... perjalanan ini masih jauh ternyata.. biyuh .. biyuh .. biyuh ..!!!



Gambar 13.a Ketemu bendungan lagi atau mungkin ini juga jembatan. Rumit lah pokok nya.



Gambar 13.b Dan perjalanan kita masih jauh kawan ...


Gambar 14.a Di titik ini otot dengkul dan paha terasa jenuh sekali ... nafas juga mulai megap-megap kepanasan. Maka break dulu lah ...


Gambar 14.b Sinar matahari begitu perkasa ... aku berteduh dulu ya ...



Gambar 15. Sampai sini jam menunjukkan waktu 11.30 WIB .. Panas nya bukan main ... dikit-dikit break nih haha..



Gambar 16.a Wuihh .. pengen bugee jumping nih 



Gambar 16.b Ini kelihatanya dangkal ya ? Mungkin ya emang ini dangkal loh ?




Gambar 16.c Mengerikan kalau sampai kecemplung ...



Gambar 17.a Ayo kita kebawah sungai ...!!


Gambar 17.b.


Gambar 17.c 



Gambar 18. Sampai sini sebenernya saya udah rada kehabisan tenaga. Sewaktu membasuh muka di air pompa diesel saya bercakap-cakap dengan seorang bapak yang sedang pulang dari nyawah. Kata beliau sudah tidak jauh lagi, kurang dari 1 km. Well tapi tenaga saya sudah hampir limit, juga batrei hp udah drop. Setelah rebahan di mushola sekitar 1 jam sambil jemur batrei hp (barangkali mau sedikit nge-charge hehehehe) perjalanan dilanjutkan yang katanya tinggal sedikit lagi. Hufff ... semangat !!



Gambar 19.a Sebenarnya ini bukan ujung dari Kanal-Jiwan, namun untuk smeentara ini saya sudah cukup puas bisa sampai sini. Ini adalah "Bendungan Jati" atau Dam (bahasa Belanda untuk kata bendungan) Jati. Alhamdulilah masih bisa beberapa kali mengambil foto setelah batrei hp muepeet banget, hampir empty.  



Gambar 19.b Suasana yang sangat sejuk, udara berembus cukup kencang. Namun sayang sekali untuk mencapai lokasi ini cukup jauh, akan tetapi itu tidak masalah bila ditempuh dengan kendaraan bermotor. Banyak juga tua-muda-mudi-anak-anak duduk2 diwarung dan pinggir-pinggir bendungan. 



Gambar 19.c Ohhh angin basuhlah jiwa dan ragaku ... !!! :)

















Tidak ada komentar:

Posting Komentar